Kota yang Dipenuhi Kucing: Menjelajahi 5 Destinasi Global di Mana Kucing Menjadi Raja
Crbnat.com – Jakarta, 3 Desember 2025 — Kota yang Dipenuhi Kucing kini menjadi label menarik bagi sejumlah destinasi wisata di seluruh dunia. Fenomena ini bukan sekadar kebetulan. Sebaliknya, ia merupakan hasil dari sejarah, budaya lokal, dan inisiatif konservasi yang unik. Bagi para pecinta kucing, kota-kota ini menawarkan surga. Kucing-kucing liar atau semi-liar berkeliaran bebas di setiap sudut jalan, kafe, hingga situs bersejarah. Fenomena ini menciptakan daya tarik wisata yang unik dan menggemaskan.
Kehadiran populasi kucing yang masif di suatu wilayah seringkali memiliki latar belakang historis yang mendalam. Masyarakat awalnya membawa mereka untuk berfungsi sebagai pengendali hama (tikus dan ulat sutra). Namun, seiring waktu, kucing-kucing ini berevolusi menjadi ikon budaya dan bagian tak terpisahkan dari identitas kota. Panduan ini akan membawa Anda menjelajahi lima destinasi global yang mendapat julukan sebagai surga bagi para pecinta kucing.
1. Istanbul, Turki: Julukan Catstanbul dan Etika Sosial
Istanbul, kota yang kaya akan sejarah dan lanskap yang memukau, juga mendapat julukan “Catstanbul”. Kucing liar merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari warganya. Kami memperkirakan populasi kucing di sini mencapai ratusan ribu ekor. Kucing-kucing ini bukan sekadar hewan jalanan. Malahan, penduduk setempat memperlakukan mereka dengan penuh perhatian dan rasa hormat.
- Nilai Budaya: Sejak era Kekaisaran Ottoman, masyarakat Istanbul menganggap kucing sebagai bagian penting dari komunitas. Anda akan menemukan tempat makan dan minum khusus untuk kucing di jalanan. Kucing bebas masuk dan keluar pertokoan atau tempat umum lainnya tanpa ada yang mengusirnya. Oleh karena itu, budaya menjaga kucing ini menjadi pelajaran berharga tentang koeksistensi antara manusia dan hewan.
- Daya Tarik Wisata: Bagi wisatawan, melihat kucing-kucing jinak dan terawat di setiap sudut jalan, dari Galata Tower hingga tepi Bosphorus, adalah pengalaman unik. Fenomena ini menjadikan Kota yang Dipenuhi Kucing ini sebagai destinasi wajib bagi pecinta hewan.
2. Aoshima, Jepang: Keseimbangan Ekstrim Antara Kucing dan Manusia
Aoshima, yang terletak di Prefektur Ehime, Jepang, adalah contoh paling ekstrem dari fenomena “pulau kucing”. Orang lebih mengenal pulau kecil ini dengan sebutan Pulau Kucing (Cat Island). Awalnya, penduduk setempat meningkatkan populasi kucing. Mereka melakukan ini untuk mengendalikan wabah tikus yang mengganggu nelayan. Sejak itu, populasi kucing terus berkembang pesat.
- Rasio Populasi: Saat ini, jumlah kucing di Aoshima dilaporkan bersaing. Bahkan, jumlah mereka melebihi jumlah penduduk yang kian menurun. Kami memperkirakan rasio kucing berbanding manusia bisa mencapai sepuluh banding satu.
- Tujuan Wisatawan: Pulau Aoshima tidak menawarkan banyak fasilitas wisata. Meskipun demikian, pulau ini menarik ribuan wisatawan setiap tahun. Mereka datang murni untuk berinteraksi dengan ratusan kucing yang jinak dan ramah. Maka dari itu, Pulau Aoshima menjadi simbol unik pariwisata yang hanya mengandalkan daya tarik populasi hewan. Selain kucing, pulau ini juga menyajikan panorama tepi pantai yang indah.
3. Tashirojima, Jepang: Kucing Pelindung Produksi Sutra
Selain Aoshima, Tashirojima, Jepang, juga dikenal sebagai Pulau Kucing. Pulau ini terletak di Ishinomaki. Penduduk membawa ratusan kucing ke sini pada awalnya. Mereka membawa kucing untuk membantu pengendalian hama. Hama tersebut mengancam produksi sutra yang dihasilkan oleh ulat sutra di pulau itu.
- Sejarah dan Mitos: Populasi kucing di Tashirojima saat ini jauh melampaui jumlah penduduknya. Di sini, ada kepercayaan lokal yang kuat: memberi makan dan merawat kucing akan membawa keberuntungan dan kekayaan. Jelasnya, kepercayaan ini membuat penduduk setempat sangat menghargai kucing-kucing tersebut.
- Fasilitas Unik: Para pecinta kucing yang mengunjungi Tashirojima dapat menikmati trek pendakian mudah dan pemandangan laut yang mengagumkan. Bahkan, di pulau ini, Anda dapat menemukan penginapan unik yang berbentuk kucing. Hal ini semakin memperkuat citra Kota yang Dipenuhi Kucing ini. Oleh karena itu, pulau ini menjadi tujuan menarik bagi turis niche.
4. Houtong, Taiwan: Desa Kucing Pasca Tambang Batu Bara
Houtong, di Taiwan, dijuluki cat village karena dihuni oleh ratusan kucing. Dulu, kota ini merupakan kota pertambangan yang kaya. Kota ini menjadi produser batu bara terbesar di Taiwan. Namun, setelah perusahaan tambang tutup pada 1990-an, jumlah penduduk menurun drastis.
- Inisiatif Komunitas: Pada tahun 2008, penduduk setempat memulai inisiatif memelihara dan merawat kucing-kucing jalanan. Inisiatif ini menjadikan Houtong sebagai Desa Kucing. Kucing-kucing ini berhasil menarik kembali kehidupan dan wisatawan ke desa tersebut.
- Pariwisata Tematik: Setiap tahun, banyak para pecinta kucing mengunjungi Houtong. Desa ini pun menyediakan toko dan restoran bertema kucing. Akibatnya, Houtong telah berhasil mengubah narasi ekonomi mereka dari pertambangan ke pariwisata niche. Kunjungan ke Kota yang Dipenuhi Kucing ini memberikan dukungan pada komunitas lokal.
5. Key West, Florida, AS: Keturunan Kucing Sastra Ernest Hemingway
Key West, di Amerika Serikat (AS), menawarkan kisah kucing yang unik. Kisah ini bersentuhan dengan warisan budaya. Kucing-kucing di sini tinggal di Museum Ernest Hemingway.
- Kucing Polidaktil: Kisahnya bermula pada 1930. Seorang pelaut memberikan seekor kucing polidaktil (berkaki enam) bernama Snowball kepada Hemingway. Hingga kini, keturunan kucing tersebut masih dirawat di museum. Terdapat sekitar 60 kucing polidaktil di rumah tersebut.
- Ikon Wisata: Kucing-kucing ini telah menjadi ikon wisata unik di Key West. Pecinta kucing dari berbagai negara datang berkunjung untuk melihat keunikan spesies kucing ini. Kucing-kucing ini menjalani hidup mewah di lingkungan bersejarah. Pada akhirnya, kucing di Key West memadukan sastra, sejarah, dan konservasi hewan. Selanjutnya, mereka menarik perhatian wisatawan yang mencari kisah unik.
