Hutan Kota Srengseng: Oase Healing Murah Meriah di Jantung Jakarta Barat
4 mins read

Hutan Kota Srengseng: Oase Healing Murah Meriah di Jantung Jakarta Barat

Crbnat.com – 16 Oktober 2025 – Di tengah belantara beton Jakarta Barat, tersembunyi sebuah oase hijau yang menawarkan ketenangan dengan harga yang sangat terjangkau. Bagi Anda yang mencari suasana baru untuk healing tanpa harus pergi jauh, Hutan Kota Srengseng bisa menjadi pilihan yang sempurna. Berbeda dari taman kota yang tertata rapi, tempat ini menyajikan pesona hutan yang lebih liar dan alami. Ini adalah sebuah ruang di mana vegetasi tumbuh lebat, menciptakan pengalaman “kembali ke alam” yang autentik di tengah hiruk pikuk metropolitan.

Pesona Hutan Kota Srengseng: Sebuah Ekosistem Alami

Saat memasuki kawasan Hutan Kota Srengseng, pengunjung akan langsung merasakan perbedaan suasana yang drastis. Udara terasa lebih sejuk di bawah naungan ribuan pohon rindang. Pemandu Wisata, Mohamad Ilyas Subekti, menjelaskan bahwa keaslian inilah yang menjadi daya tarik utamanya. “Di sini biasanya orang-orang memancing, dan pengelola juga melengkapi banyak tumbuhan dengan papan informasi,” katanya. Papan-papan edukasi ini menambah nilai plus, memungkinkan pengunjung untuk belajar sambil menikmati alam.

Berbeda dengan lahan terbuka hijau lainnya di Jakarta, pengelola Hutan Kota Srengseng mengambil pendekatan yang berbeda. Mereka hanya menempatkan fasilitas seperti kursi taman di dekat area gerbang masuk. Selebihnya, pengelola membiarkan area hutan tumbuh sebebas mungkin. Saat Anda berjalan menyusuri jalan setapaknya yang terawat, Anda akan merasakan sensasi berada di hutan sungguhan. Suara jangkrik yang bersahutan, nyamuk yang sesekali hinggap, hingga pemandangan batang pohon tumbang yang mulai melapuk menjadi bagian dari pengalaman imersif ini.

Dari TPA Menjadi Paru-paru Kota: Sejarah Transformasi yang Inspiratif

Kisah di balik keberadaan Hutan Kota Srengseng adalah sebuah narasi transformasi yang sangat inspiratif. Sulit dipercaya bahwa lahan seluas 10,5 hektar ini dulunya adalah sebuah tempat penimbunan sampah (TPA). Bau tak sedap dan pemandangan gunungan sampah pernah menjadi ciri khas area ini. Namun, pada tahun 1995, sebuah proyek ambisius dimulai. Pemerintah mengubah lahan yang rusak ini menjadi sebuah kawasan konservasi dan lahan hijau.

Proses restorasi ini membuahkan hasil yang luar biasa. Saat ini, setidaknya ada tiga jenis pohon yang dominan tumbuh dan menjadi tulang punggung ekosistem di sini. Anda bisa menemukan sekitar 815 batang pohon Mahoni (Swietenia macrophylla), 539 batang pohon Randu (Ceiba pentandra), dan 527 batang pohon Flamboyan (Delonix regia). Ribuan pohon ini tidak hanya menciptakan kanopi yang meneduhkan, tetapi juga berfungsi sebagai paru-paru kota yang vital bagi warga Jakarta Barat.

Aktivitas Sederhana yang Menenangkan Jiwa

Daya tarik utama tempat ini terletak pada kesederhanaannya. Pengunjung datang ke sini bukan untuk mencari wahana atau hiburan modern, melainkan untuk menemukan ketenangan. Aktivitas paling populer adalah memancing di danau yang berada di tengah kawasan. Di sore hari, Anda akan melihat banyak warga lokal duduk santai di tepian danau, menunggu umpan mereka disambar ikan. Ada yang sibuk menarik pancingan, ada pula yang sekadar bercengkerama dengan sesama pemancing.

Selain itu, jalan setapak yang mengelilingi hutan sangat cocok untuk aktivitas jalan santai atau jogging sore. Pengelola merawat jalur ini dengan cukup baik dan bahkan melengkapinya dengan penunjuk arah untuk penyandang disabilitas. Bagi mereka yang hanya ingin bersantai, duduk-duduk di tepian danau sambil menikmati semilir angin dan pemandangan hijau sudah menjadi sebuah kemewahan tersendiri di kota Jakarta.

Wajah Ganda: Keaslian vs. Isu Kebersihan yang Menjadi Catatan

Meskipun menawarkan pesona alam yang luar biasa, Hutan Kota Srengseng bukannya tanpa kekurangan. Salah satu isu yang menjadi catatan penting adalah masalah kebersihan. Pada saat kunjungan, area hutan tampak cukup kotor dengan sampah-sampah peninggalan pengunjung. Menurut informasi, pengunjung baru saja menggunakan area tersebut untuk acara lomba memancing yang ramai, yang mungkin menjadi penyebab menumpuknya sampah.

Ini menjadi sebuah ironi. Di satu sisi, pengunjung datang untuk menikmati keindahan alam. Akan tetapi, di sisi lain, kesadaran untuk menjaga kebersihan alam itu sendiri masih kurang. Isu ini menjadi pekerjaan rumah bagi pengelola untuk meningkatkan pengawasan. Selain itu, ini juga menjadi pengingat bagi setiap pengunjung untuk selalu membawa kembali sampah mereka dan turut bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian oase hijau ini.

Informasi Praktis: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Akses

Bagi Anda yang tertarik untuk menyambangi Hutan Kota Srengseng, tempat ini buka setiap hari. Kabar terbaiknya adalah biaya masuknya yang sangat murah meriah, menjadikannya destinasi yang ramah di kantong.

  • Harga Tiket Masuk per Orang: Rp 3.000
  • Tarif Parkir Motor: Rp 3.000
  • Tarif Parkir Mobil: Rp 6.000

Dengan biaya yang sangat terjangkau, Anda sudah bisa menikmati suasana alam yang asri selama yang Anda inginkan. Ini adalah sebuah alternatif healing yang sangat berharga. Sebuah bukti bahwa untuk menemukan ketenangan, Anda tidak selalu harus mengeluarkan biaya yang mahal atau melakukan perjalanan yang jauh. Cukup datang, duduk, dan biarkan alam memulihkan energi Anda.