Kunjungan Ratu Maxima ke Solo: Momentum Emas Promosi Batik dan Inklusi Keuangan
3 mins read

Kunjungan Ratu Maxima ke Solo: Momentum Emas Promosi Batik dan Inklusi Keuangan

Crbnat.comSolo, 25 November 2025 — Kota Solo, Jawa Tengah, menjadi pusat perhatian internasional setelah Ratu Belanda, Maxima Zorreguieta Cerruti, melakukan kunjungan resmi pada Selasa, 25 November 2025. Wali Kota Solo, Respati Ardi, menyatakan rasa terhormatnya atas kunjungan tersebut. Respati berharap Kunjungan Ratu Maxima ke Solo dapat menjadi momentum emas untuk mempromosikan pariwisata Kota Solo, terutama dalam industri batik dan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Ratu Maxima, yang juga merupakan Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Inklusi Keuangan Pembangunan (UNSGSA), memulai kunjungannya di pabrik tekstil yang terletak di Desa Bener, Ngrampal, Kabupaten Sragen. Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan ke Solo. Mereka menikmati santap siang di Pracima Tuin, Pura Mangkunegaran, sebelum berkunjung ke Kampung Batik Kauman.

Di Kawasan Batik Laweyan, Ratu Maxima berkesempatan berdialog dengan Eny Zaqiyah. Eny adalah seorang perajin dan penjual batik yang juga merupakan nasabah Amartha, lembaga keuangan mikro yang berfokus pada inklusi keuangan.

Kunjungan Ratu Maxima ke Solo: Pengalaman yang Menyenangkan dan Aman

Wali Kota Respati Ardi mengungkapkan bahwa Ratu Maxima menyampaikan kesan positifnya. “Tadi beliau menyampaikan bahwa kunjungannya di Kota Solo sangat menyenangkan,” ungkap Respati Ardi setelah berkeliling. Respati berharap kunjungan ini dapat meningkatkan daya tarik pariwisata Solo. Solo dikenal sebagai kota yang aman dan ramah terhadap wisatawan mancanegara. “Bahwa kota ini menarik, aman, dan masyarakatnya sangat terbuka menerima wisatawan mancanegara,” jelasnya.

Kunjungan royalty dari Eropa ini memberikan validasi internasional terhadap potensi Solo sebagai destinasi budaya dan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah kota harus memanfaatkan liputan media internasional ini sebagai sarana promosi pariwisata gratis dan efektif.

Fokus Utama: Inklusi Keuangan dan Pemberdayaan UMKM

Selama kunjungan di Kota Bengawan, fokus utama Ratu Maxima adalah meninjau pemberdayaan UMKM yang difasilitasi oleh Amartha. Kunjungan ini sangat relevan dengan perannya sebagai UNSGSA PBB. Tujuannya adalah memastikan masyarakat kecil memiliki akses yang memadai terhadap layanan keuangan formal.

“Fokusnya memang pada financial health, sehingga beliau mengecek langsung beberapa akun nasabah Amartha, termasuk kemampuan bayar mereka. Hasilnya sangat baik,” jelas Respati. Peninjauan ini menunjukkan model pembiayaan mikro di Indonesia yang berhasil membantu UMKM perempuan di perdesaan. Sebagai hasilnya, model ini mendapat perhatian global.

Kunjungan ini juga menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah dan pusat. Respati menyoroti perlunya pengoptimalan bank-bank Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara). “Sebenarnya bunga bank Himbara lebih murah, namun perlu ditingkatkan agar lebih diterima masyarakat,” tambahnya. Respati menekankan bahwa meskipun skema pembiayaan bank pemerintah cenderung lebih murah, aksesibilitas dan kemudahan persyaratan harus ditingkatkan agar dapat menjangkau lebih banyak pelaku UMKM di tingkat akar rumput.

Interaksi Budaya: Workshop Membatik dan Nilai Promosi Batik

Dalam kesempatan tersebut, Ratu Maxima juga mengunjungi beberapa pelaku UMKM yang dikumpulkan di satu lokasi, mulai dari penjual jamu hingga perajin batik. Interaksi ini memberikan gambaran langsung kepada Ratu tentang keragaman ekonomi kreatif Solo.

Hal paling menarik dari Kunjungan Ratu Maxima ke Solo adalah keterlibatannya dalam kegiatan membatik. “Hal yang menarik, beliau ikut langsung dalam workshop membatik. Katanya, itu merupakan pengalaman baru bagi beliau,” tutup Respati Ardi. Keterlibatan langsung Ratu Maxima dalam proses membatik ini merupakan promosi budaya yang tak ternilai harganya. Momen ini secara efektif menyoroti warisan batik Solo ke mata dunia. Secara keseluruhan, spotlight ini akan mendorong peningkatan ekspor produk batik dan kunjungan wisatawan berbasis budaya.