Flying Fox Sungai Citarik: Sensasi Meluncur 130 Meter di Atas Derasnya Arus Cikidang
Crbnat.com – Sukabumi, 26 November 2025 — Wahana flying fox di Caldera Adventure Rafting & Resort, Cikidang, Sukabumi, telah menjadi salah satu aktivitas petualangan favorit wisatawan. Flying Fox Sungai Citarik menawarkan sensasi meluncur sejauh 130 meter tepat di atas derasnya aliran sungai. Pengunjung dapat merasakan perpaduan ketegangan yang memacu adrenalin dan panorama alam pegunungan yang masih asri. Reporter Kompas.com berkesempatan mencoba langsung wahana tersebut pada Rabu (26/11/2025).
Aktivitas ini memberikan pengalaman zip lining yang berbeda. Pengunjung tidak hanya meluncur di antara pepohonan, tetapi meluncur di atas air berarus deras. Untuk mencapai titik awal luncur, pengunjung perlu menyeberangi jembatan gantung sepanjang sekitar 20 meter. Setelah itu, wisatawan harus menaiki tangga bebatuan yang menanjak menuju platform keberangkatan. Sebelum meluncur, pemandu memasang dan memeriksa perlengkapan keselamatan berupa helm pelindung, harness, carabiner, dan descender. Pemandu juga memastikan semua standar keamanan telah terpenuhi.
Sensasi Meluncur Cepat di Atas Sungai Citarik
Sensasi meluncur di atas Sungai Citarik segera terasa begitu kaki terangkat dari landasan. Tubuh langsung meluncur cepat mengikuti tarikan gravitasi. Aliran Sungai Citarik yang bergemuruh terlihat jelas di bawah. Sungai ini lengkap dengan batu-batu besar dan air berwarna kecokelatan khas sungai pegunungan setelah hujan deras.
Angin menerpa wajah dengan kencang, sementara suara jeram terdengar semakin keras ketika posisi mendekati tengah lintasan. Banyak pengunjung tak kuasa menahan teriakan. Teriakan ini muncul baik karena takut ketinggian maupun karena sensasi meluncur di atas sungai yang mengalir deras. Meskipun menegangkan, proses meluncur berlangsung cepat, kurang dari lima menit, sebelum wisatawan tiba di seberang.
- Kesan Pengunjung: Citra (29), wisatawan asal Jakarta, berbagi pengalamannya. “Awalnya tegang banget, apalagi lihat sungainya cukup deras. Tapi begitu meluncur, ternyata seru,” ujarnya, Rabu. Nanda (33), pengunjung dari Bandung, juga merasakan hal serupa. Nanda baru pertama kali mencoba wahana tersebut. “Titik paling deg-degan itu waktu tali dilepas. Tapi setelah jalan, view-nya bagus banget. Saya teriak bukan karena takut, tapi karena excited,” katanya. Jelasnya, Flying Fox Sungai Citarik memberikan pengalaman yang memicu adrenalin namun menyenangkan.
Keamanan, Operasional, dan Sejarah Kawasan Citarik
Menurut Soleh (48), CSO di Caldera Adventure Rafting & Resort, wahana flying fox di lokasi tersebut sudah beroperasi selama lebih dari 15 tahun. “Flying fox ini salah satu yang paling diminati. Apalagi kalau akhir pekan, bisa 60 sampai 70 orang dalam sehari,” kata Soleh. Tingginya minat ini menuntut standar keamanan yang ketat.
- Standar Keamanan: Soleh menjelaskan, untuk memastikan keamanan, mereka menggunakan setiap perlengkapan secara bergiliran. “Setelah dipakai beberapa kali, alat didinginkan dulu, dicek lagi, baru dipakai lagi. Keamanan itu nomor satu,” tuturnya. Protokol pengecekan berkala dan pendinginan alat adalah bagian dari protokol keselamatan wajib. Oleh karena itu, pengunjung dapat merasa aman selama mencoba wahana.
- Tarif dan Paket: Tarif untuk flying fox dibanderol Rp 75.000 per orang untuk satu kali permainan. Selain itu, pengunjung dapat menggabungkannya dengan paket wisata lain seperti rafting.
Soleh juga memaparkan sejarah aktivitas arung jeram di Sungai Citarik. Aktivitas ini sudah ada sejak awal 1990-an. Lokasi ini mendapat izin dari Dinas Pariwisata pada 1994. Dahulu, PT Bijez mengelola kawasan ini. PT Bijez merupakan cabang dari PT Sobek yang juga beroperasi di Bali. “Setelah berkembang, muncul Caldera Outbound. Lalu Bijez dan Caldera Resort digabung. Nama Caldera sudah dipakai lebih dari 19 tahun,” jelasnya.
Daya Tarik Internasional dan Pemandu Multibahasa
Soleh, sebagai mantan river guide sejak 1997–1998, menyaksikan perkembangan destinasi ini hingga kini ia bertugas di bagian layanan tamu. Caldera juga menarik wisatawan mancanegara. Mereka kerap menerima pengunjung dari Eropa dan Brasil.
Hubungan dengan jaringan operator rafting di Bali memberikan keuntungan promosi. Wisatawan yang mencoba rafting di Ubud sering mendapat rekomendasi untuk menjajal Flying Fox Sungai Citarik dan arung jeram di sana. Maka dari itu, pemandu di Caldera juga mengikuti pelatihan bahasa asing. “Di Bali, pemandu rafting bisa kuasai sampai enam bahasa. Di sini juga ada pelatihan Jepang, Korea, sampai Italia,” tutur Soleh. Upaya Caldera meningkatkan kemampuan bahasa pemandu ini menunjukkan komitmen mereka untuk melayani pasar internasional. Pada akhirnya, Sungai Citarik menjadi destinasi rafting dan petualangan yang diakui secara global.
