Cara Berkebun Bawang Putih: Panduan Lengkap Budidaya untuk Hasil Menguntungkan
5 mins read

Cara Berkebun Bawang Putih: Panduan Lengkap Budidaya untuk Hasil Menguntungkan

Crbnat.comJakarta, 1 Desember 2025 — Bawang putih (Allium sativum) merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan pasar yang stabil. Cara Berkebun Bawang Putih yang tepat dapat memberikan hasil panen yang melimpah dan menguntungkan. Meskipun budidaya bawang putih menuntut perhatian pada detail iklim dan media tanam, tekniknya relatif mudah dipelajari oleh petani pemula maupun pegiat urban farming.

Bawang putih termasuk tanaman umbi-umbian yang membutuhkan kondisi lingkungan spesifik, terutama suhu yang cukup dingin untuk merangsang pembentukan umbi (vernalisasi). Panduan lengkap ini akan membahas setiap tahapan budidaya, mulai dari persiapan lahan, penanaman, perawatan intensif, hingga panen dan pascapanen, untuk memastikan Anda mencapai hasil yang maksimal.

1. Persiapan Lahan dan Media Tanam Optimal

Keberhasilan budidaya bawang putih sangat ditentukan oleh kualitas media tanam. Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, kaya bahan organik, dan memiliki drainase yang sangat baik. Bawang putih sangat rentan terhadap genangan air, yang dapat menyebabkan umbi busuk.

  • Kondisi Tanah Ideal: Anda harus memilih lahan dengan tekstur lempung berpasir atau tanah liat berdebu. Tanah dengan pH ideal berkisar antara 5,5 hingga 7,0. Jika pH tanah Anda terlalu asam, Anda perlu menambahkan kapur pertanian (dolomite) untuk menyeimbangkan pH.
  • Penggemburan: Lakukan penggemburan tanah secara intensif. Anda dapat mencangkul atau membajak lahan sedalam 30 hingga 40 cm. Setelah itu, buatlah bedengan dengan lebar sekitar 100–120 cm. Tinggikan bedengan 30–40 cm. Ketinggian ini penting untuk memastikan drainase berjalan lancar.
  • Pemupukan Dasar: Sebelum tanam, aplikasikan pupuk dasar. Anda dapat menggunakan pupuk kandang atau kompos yang sudah matang. Selain itu, tambahkan pupuk NPK dan pupuk SP-36 sesuai dosis anjuran. Pupuk dasar ini berfungsi menyediakan nutrisi esensial bagi pertumbuhan awal bibit.

2. Pemilihan Bibit dan Teknik Penanaman

Kualitas bibit adalah faktor penentu utama dalam Cara Berkebun Bawang Putih. Gunakan umbi yang sehat, bebas dari penyakit, dan berasal dari varietas unggul yang cocok dengan iklim lokasi Anda.

  • Pemilihan Siung: Anda harus memilih siung bawang putih berukuran besar dan tampak penuh. Siung-siung ini biasanya Anda ambil dari bagian luar umbi. Anda perlu memisahkan setiap siung.
  • Perlakuan Benih: Untuk mempercepat perkecambahan dan mencegah serangan jamur, Anda dapat melakukan perlakuan benih. Rendam siung dalam larutan fungisida atau air hangat (sekitar 50°C) selama beberapa jam. Selanjutnya, tiriskan dan keringkan benih sebelum tanam.
  • Penanaman: Tanam siung pada kedalaman 3 hingga 5 cm. Posisi siung harus berdiri tegak dengan bagian calon tunas menghadap ke atas. Jarak tanam yang ideal adalah 15 cm antar baris dan 10 cm antar tanaman dalam satu baris. Jarak ini memastikan setiap umbi mendapat ruang yang cukup untuk membesar.

3. Perawatan Intensif untuk Kualitas Umbi Maksimal

Perawatan adalah tahap terlama dan paling membutuhkan konsistensi dalam Cara Berkebun Bawang Putih.

  • Penyiraman: Bawang putih membutuhkan kelembaban yang cukup, tetapi tidak menyukai genangan. Anda harus menyiram tanaman secara teratur, terutama pada fase awal pertumbuhan dan saat terjadi kekeringan. Frekuensi penyiraman harus Anda kurangi secara bertahap saat umbi mulai membesar.
  • Penyiangan dan Pembubunan: Lakukan penyiangan gulma secara rutin. Gulma dapat menjadi pesaing nutrisi. Setelah itu, lakukan pembubunan atau penimbunan kembali tanah di sekitar pangkal tanaman. Pembubunan ini melindungi umbi dari paparan sinar matahari langsung. Paparan sinar matahari dapat menyebabkan umbi berwarna hijau dan menurunkan kualitas.
  • Pemupukan Susulan: Pemberian pupuk susulan sangat krusial. Anda dapat memberikan pupuk NPK (kaya Nitrogen) pada usia 20 dan 40 hari setelah tanam. Kemudian, beralihlah ke pupuk yang kaya Kalium (K) pada fase pembesaran umbi (sekitar 60 hari setelah tanam). Kalium penting untuk pembentukan umbi yang padat dan besar.

4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Bawang putih rentan terhadap beberapa hama dan penyakit yang dapat menurunkan hasil panen secara drastis. Maka dari itu, pengendalian harus dilakukan sejak dini.

  • Hama Umum: Hama yang sering menyerang termasuk ulat grayak dan trips. Anda dapat mengendalikan hama ini dengan aplikasi insektisida selektif.
  • Penyakit Utama: Penyakit seperti busuk umbi (akibat jamur Fusarium) dan embun tepung (akibat Peronospora destructor) sering menyerang bawang putih. Untuk pencegahan, Anda harus memastikan drainase lahan selalu baik. Jika serangan terjadi, aplikasikan fungisida sesuai dosis yang dianjurkan.

5. Panen dan Penanganan Pascapanen

Waktu panen yang tepat akan menentukan kualitas penyimpanan dan harga jual.

  • Ciri Panen: Bawang putih umumnya siap panen pada usia 90 hingga 120 hari setelah tanam. Ciri-ciri visualnya adalah 70–80 persen daun bagian bawah tanaman sudah menguning dan mulai rebah.
  • Teknik Panen: Anda harus mencabut tanaman secara hati-hati. Usahakan umbi tidak terluka. Setelah panen, kumpulkan umbi beserta daunnya.
  • Pascapanen: Lakukan proses pengeringan (curing) dengan menjemur umbi di tempat teduh yang berangin selama 7 hingga 14 hari. Proses ini mengurangi kadar air dan mengeraskan kulit luar. Pengeringan yang baik sangat penting. Ia akan memperpanjang masa simpan umbi. Pada akhirnya, Anda dapat mengikat bawang putih dan menyimpannya di tempat sejuk dan kering.

Dengan mengikuti panduan lengkap Cara Berkebun Bawang Putih ini, petani dapat meminimalkan risiko kegagalan panen dan memaksimalkan keuntungan finansial dari komoditas yang permintaannya selalu tinggi ini.